Kamis, 21 Juni 2018

Totalitas Pelayanan Bank Bagi Generasi Milenial


Teknologi banyak membawa perubahan dalam bermacam-macam aspek kehidupan masyarakat, termasuk yang terkait dengan kesibukan perbankan. Kalangan generasi milenial dan yang lebih muda sudah tak lagi menikmati bila harus datang ke kantor cabang bank hanya demi membuka akun tabungan baru dan sebagainya. Oleh sebab itu, industry perbankan mau tak mau harus melaksanakan transformasi dan berinovasi produk. Alternatifnya menggandeng perusahaan rintisan (start up) di bidang teknologi keuangan (financial technology). Masing-masing bank berpacu dalam ranah digitalisasi perbankan bila tak mau tergilas zaman yang dinamis ini.

Sekedar contoh, Tahun 2016 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk mengoptimalkan bisnis financial technology (fintech) dengan meluncurkan dua produk layanan keuangan berbasis digital merupakan BTPN Wow untuk kalangan menengah bawah dan Jenius untuk menengah atas. Untuk dapat melayani nasabah generasi milenial penyedia jasa keuangan harus paham kemauan pengguna jasanya yang semakin menuntut kemudahan dalam bertransaksi. BTPN mengorek modal Rp500 miliar untuk mengoptimalkan fintech-nya.


Tidak mau tertinggal Bank Bukopin juga bertekad untuk bertransformasi menjadi salah satu pemain dalam dunia fintech di Tanah Air. “Awalnya Fintech dianggap sebagai lawan industry perbankan konvensional, kini bukan lagi lawan justru perbankan konvensional harus berkolaborasi dengan fintech untuk memberikan solusi inovatif untuk generasi milenial” Tahun ini bank Bukopin akan meluncurkan produk fintech yang akan menawarkan solusi atas dilema dan keperluan konsumen, seperti layanan keuangan yang lebih personal, gampang diterapkan atau user friendly.

Pihak bank berpandangan digital banking sudah menjadi kewajiban bagi bank bila tak mau ditinggalkan nasabahnya. Konsumen/nasabah sudah terbiasa untuk melaksanakan kesibukan mereka sehari-hari melewati digital, mulai dari bersosialisasi, belanja, pesan makanan, pesan taksi, beli karcis sampai reservasi hotel. Dengan layanan digital, nasabah dapat seketika menikmati layanan digital melainkan hal ini belum tentu memberikan keuntungan secara finansial secara seketika bagi perusahaan/bank.

“Sulit bagi bank terus membebankan tarif admin apalagi nasabah milenial benar-benar price sensitive, mereka maunya tersedia melewati digital, melainkan free. Untuk mendapatkan keuntungan secara finansial melewati layanan digital, bank harus dapat mencari sisi lain kecuali tarif administrasi umpamanya melewati cross sell product lain yang sesuai dengan keperluan nasabah.”

Di era digital ini, bank harus bertransformasi bila masih mau dilirik generasi muda. Memang membutuhkan modal tak sedikit untuk menyiapkan produk khusus bagi generasi milenial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berapa Jam Waktu Ideal Anak Gunakan Gadget Setiap Hari

Mungkin dahulu Bunda dan Ayah pernah mengalami berebut menonton acara layar kaca (TV), sementara para orang tua mencari layar kaca untuk...